Sumber Daya Perairan Sumsel

Sumber Daya Perairan Sumsel

Sumber daya perairan Sumsel memiliki potensi yang cukup besar dan merupakan modal pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan.

Quas molestias excepturi
Pengembangan SDA Sungai Musi Di Benteng Kuto Besak Kota Palembang

Pengembangan SDA Sungai Musi Di Benteng Kuto Besak Kota Palembang

Sungai Musi merupakan salah satu sungai terpanjang di Pulau Sumatera dengan kedalaman yang dapat dilalui kapal-kapal besar.

Impedit quo minus id
Sumsel Lumbung Pangan

Sumsel Lumbung Pangan

Sumatera Selatan sebagai salah satu Provinsi Lumbung Pangan, tidak terlepas dari tersedianya potensi sumber daya lahan yang cukup variatif

Voluptates repudiandae kon
Sekilas Tari Gending Sriwijaya dan Tari Tanggai

Sekilas Tari Gending Sriwijaya dan Tari Tanggai

Sumatera Selatan sebagai salah satu Provinsi Lumbung Pangan, tidak terlepas dari tersedianya potensi sumber daya lahan yang cukup variatif

Voluptates repudiandae kon

Pengembangan SDA Sungai Musi di Benteng Kuto Besak Kota Palembang


danuprinanto | 11.36 |

Sungai Musi merupakan salah satu sungai terpanjang di Pulau Sumatera dengan kedalaman yang dapat dilalui kapal-kapal besar. Sungai ini akan menjadi pusat kegiatan wisata air meliputi wilayah Palau Kerto--Pasar, Sekanak--Benteng Kuto Besak--Pasar 16 ilir sampai dengan Pulau Kemaro.

Pada bagian seberang ulu wilayah akan dijadikan sebagai zona water front yang meliputi Kampung Kapiten--Pasar 10 Ulu sampai dengan Bagus Kuning.

Untuk mendukung kegiatan tersebut pembangunan perkuatan tebing DAS Musi melalui konsep turap menjadi prioritas.

Pembangunan turap yang direncanakan berfungsi sebagai dinding untuk menahan kelongsoran tebing sungai terhadap gerusan air, sekaligus berfungsi sebagai pelataran terbuka untuk ruang kegiatan publik.

Dinding turap memikul tekanan lateral tanah aktif dan air, sedangkan tiang turap berfungsi memikul gaya aksial dan lateral yang bekerja pada dinding turap. Kemudian lantai penutup berfungsi sebagai beban aksial (counter weight).

Selain itu kegiatan konservasi sumber daya air dipusatkan pada daerah aliran sungai (DAS) kritis yang terdapat di Provinsi Sumatera Selatan yaitu DAS Musi (sebagian DAS-nya terletak di Provinsi Bengkulu). Mengakibatkan kurangnya kemampuan DAS untuk menyimpan air di musim kemarau sehingga besaran serta frekuensi banjir semakin meningkat, begitu juga sedimentasi serta pendangkalan waduk dan sungai.




sumber : http://www.antaranews.com/berita/301815/pemanfaatan-potensi-rawa-tugas-bbws-sumatera-viii

Sumber daya perairan Sumsel


danuprinanto | 11.36 |


Sumber daya perairan Sumsel memiliki potensi yang cukup besar dan merupakan modal pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan. Potensi tersebut memiliki nilai ekonomis yang juga cukup tinggi bagi masyarakat. Ketersediaan sumber daya tersebut merupakan salah satu penentu keberhasilan pencapaian sasaran.
Potensi perairan yang dimiliki oleh Sumsel adalah potensi perairan umum, perairan payau dan perairan laut. Banyaknya pemanfaatan potensi perairan juga membutuhkan pengawasan dan pengelolaan yang bertanggung jawab untuk ketersediaan sumber daya di masa mendatang. Adanya kepentingan ekonomi yang bersilangan tentu merupakan masalah tersendiri dalam pelaksanaan pengawasan. Selain itu, dibutuhkan juga perangkat hukum dan perundang-undangan yang memberikan ketegasan penegakan hukum bagi masyarakat yang melakukan pelanggaran. Penegakan hukum di perairan tentunya membutuhkan kerja sama dan koordinasi dari aparat-aparat hukum yang bertanggung jawab dan berwenang terhadap pengawasan perairan.
Dalam pelaksanaan pengawasan dan pengelolaan sumber daya perairan Sumsel, maka Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumsel melakukan program dan kegiatan yang mendukung hal tersebut. Pengawasan dan pengelolaan perairan Sumsel yang begitu luas dan dialiri banyak sungai tentunya membutuhkan sarana, prasarana, komitmen dan peran serta aktif seluruh stakeholder kelautan dan perikanan. Hambatan dana dan ketersediaan sumber daya tetap mencuat dalam pelaksanaan program dan kegiatan pada tahun 2009, namun hambatan tersebut lambat laun akan diminimalisir dan diatasi.

1. SOSIALISASI TENTANG PEMANFAATAN POTENSI PERAIRAN YANG BERTANGGUNG JAWAB
Sosialisasi tentang pemanfaatan potensi sumber daya perairan dimaksudkan agar pelaku usaha bisa menghasilkan produk kelautan dan perikanan dengan proses yang efektif dan efisien dengan tetap berpegang pada landasan hukum yang berlaku. Salah satu contoh sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumsel pada tahun 2009 adalah sosialisasi tentang pemasangan bagan tancap beserta teknik-teknik pemanfaatannya. Sosialisasi tentang bagan tancap tersebut diharapkan juga agar mampu menertibkan tata kelola bangunan bagan tancap di laut.

2. PENINGKATAN KUANTITAS DAN KUALITAS SARANA DAN PRASARANA PENGAWASAN
Sarana dan prasarana memegang peranan penting dalam mendukung proses pengawasan dan pengelolaan perairan Sumsel. Luasnya perairan tentunya akan dipermudah dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai. Selain itu, sarana dan prasarana juga berperan sebagai penyampai informasi dan penegasan perundang-undangan kepada pelaku usaha dan masyarakat.
Pada tahun 2009, beberapa sarana dan prasarana pengawasan di Sumsel ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya. Hal tersebut bertujuan agar operasional sarana dan prasarana dapat lebih optimal dan berdaya guna, membantu pelaku usaha perikanan untuk lebih memahami kondisi derah yang dimanfaatkan potensinya, serta mempermudah masyarakat untuk berperan aktif dalam pengawasan lingkungan perairan. Sarana prasarana pengawasan yang ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan dan pemasangan 20 buah papan larangan di Kabupaten Muba, Banyuasin, Mura dan Ogan Ilir
2. 500 lembar poster untuk Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokwasmas)
3. Perawatan speedboat pengawas
4. Perawatan alat komunikasi pengawas.

3. PENINGKATAN PERAN AKTIF MASYARAKAT DALAM PENGAWASAN PERAIRAN
Peran aktif masyarakat dalam pengawasan dan pengelolaan sumber daya perairan Sumsel sangat dibutuhkan, karena masyarakat mempunyai pengetahuan tentang perairan sekitar tempat mereka tinggal dan melakukan aktifitas usaha. Selain itu, masyarakat juga memiliki aturan dan cara budaya tertentu yang lebih dihargai dan dihormati oleh masyarakat. Hal tersebut membantu masyarakat lebih memahami arti penting perairan bagi aktifitas dan kehidupan mereka.
Sistem Pengawasan Berbasis Masyarakat (Siswasmas) di Sumsel terus mencoba untuk meningkatkan peran aktif masyarakat melalui pembentukan pokmaswas. Masyarakat diberikan pengetahua tentang pentingnya melestarikan sumber daya perairan. Pokmaswas sendiri terus diupayakan pembinaannya oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Sumsel, sehingga operasional dan penyebaran informasinya dapat dilaksanakan terus menerus. Administratis dan operasional pokmaswas setiap tahunnya selalu dibantu melalui bantuan stimulan.


4. OPERASIONAL PENGAWASAN DAN PENEGAKAN HUKUM
Operasional pengawasan yang dilaksanakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumsel pada tahun 2009 bertujuan untuk penegakan hukum dan kedisiplinan masyarakat terhadap pemanfaatan sumber daya perairan. Penegakan hukum dan kedisiplinan termasuk di dalamnya adalah pemberian sanksi dan efek jera kepada pelanggar dengan tetap berpedoman pada hukum dan perudang-undangan yang berlaku. Koordinasi dengan aparat hukum yang lain (TNI AL dan Polairud) sangat dibutuhkan mengingat terbatasnya anggaran, sarana prasarana dan sumber daya manusia dalam operasional pengawasan.
Operasional pengawasan pada tahun 2009 dilaksanakan beberapa perairan umum dan Sungai Musi Kota Palembang dan Kabupaten Muba, serta Sungai Rawas Kabupaten Mura. Selain itu dilaksanakan juga operasional pengawasan kawasan lebak lebung di Kabupaten Ogan Ilir. Diharapkan di masa mendatang lebih banyak perairan dapat dilaksanakan operasional pengawasan.
Sasaran yang ingin dicapai dalam operasional pengawasan adalah berkurangnya tingkat pelanggaran hukum pemanfaatan perairan Sumsel. Berkurangnya tingkat pelanggaran hukum tentunya akan memberikan dampak positif terhadap ketersediaan sumber daya ikan di perairan. Selain itu, dengan sasaran lain yang bisa dicapai adalah tetap tersedianya ikan-ikan khas Sumsel dan terjaganya persaingan usaha.






sumber : http://www.javas-ps.com/dkp/index.php?pilih=hal&id=37

Sumsel Lumbung Pangan


danuprinanto | 11.28 |

Sumatera Selatan sebagai salah satu Provinsi Lumbung Pangan, tidak terlepas dari tersedianya potensi sumber daya lahan yang cukup variatif, mulai dari lahan sawah irigasi, tadah hujan, rawa pasang surut, lebak dan lahan kering. Selain juga memiliki komoditas unggulan lain seperti jagung, kacang tanah, ubu kayu, ubi jalar, komoditas sayuran dan buah - buahan.

Dari total produksi padi Sumatera Selatan tahun 2005 sebesar 2.320.110 ton gabah kering giling (GKG)1.466.310 ton, kontribusi terbesar diperoleh dari lahan sawah yaitu 2.148.182 ton GKG (92,6%). Dengan jumlah penduduk 6.755.900 jiwa dan konsumsi beras per kapita/tahun sebesar 124 kg, serta kebutuhan lainnya, maka pada tahun 2005 Sumatera Selatan surplus beras sebanyak 484.088 ton.

Dengan optimalisasi pemanfaatan potensi sumber daya lahan yang tersedia secara keseluruhan melalui upaya peningkatan pelayanan jaringan irigasi dan rawa, penggunaan agroinput, peningkatan kemampuan petani mengakses modal perbankan dan pengembangan penggunaan alat mesin pertanian, maka kedepan Sumatera Selatan mampu meningkatkan produksi padi hingga 5 juta ton GKG atau setara beras 3 juta ton. Hal ini sangat tergantung kepada modal petani, investasi serta perbaikan infrastruktur jaringan irigasi dan drainase. Kesemuanya itu memerlukan dukungan dana yang cukup besar mencapai Rp. 3,3 Trilyun. Pertambahan produksi ini akan membuka kesempatan berusaha baru dan menambah pendapatan petani. Kegiatan ini sejalan dengan tujuan pemerintah untuk meningkatkan pendapatan, memperluas lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan

Diharapkan melalui program akselarasi pembangunan pertanian dengan Program Sumatera Selatan Lumbung Pangan akan dapat mengatasi masalah kemiskinan, pengangguran dan peningkatan pendapatan masyarakat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumatera Selatan.

Potensi Pengembangan Lahan Sawah

Luas lahan sawah yang perlu dikembangkan dan dipertahankan di Sumatera Selatan untuk mendukung Program Sumatera Selatan Lumbung Pangan seluas 752.150 Ha. Lahan seluas 238.974 Ha merupakan lahan yang sementara ini tidak diusahakan dan berpotensi untuk dikembangkan menjadi sawah baru. Sedangkan pada lahan yang baru satu kali tanam (IP 100) seluas 399.521 Ha, yang dapat dikembangkan menjadi dua kali tanam (IP 200) seluas 155.322 ha dengan dukungan kegiatan :
1. Rehabilitasi Sarana Irigasi/Drainase;
2. Irigasi/Drainase;
3. Tata Air Mikro (TAM);
4. Pengembangan Alsintan (Handtraktor, pompa air);
5. Penggunaan Benih Unggul;
6. Pemupukan;
7. Penyuluhan dan Pendampingan.



sumber : http://www.sumselprov.go.id/index.php?module=content&id=9

Sekilas Tari Gending Sriwijaya & Tari Tanggai


danuprinanto | 11.25 |

Gending Sriwijaya merupakan tari spesifik masyarakat Sumatera Selatan untuk menyambut tamu istimewa yang bekunjung ke daerah ini, seperti kepala negara, kepala-kepala pemerintahan negara sahabat, duta-duta besar atau yang setara itu. Tari tradisional ini berasal dari masa kerajaan Sriwijaya. Tarian yang khas ini mencerminkan sikap tuan rumah yang ramah, gembira dan bahagia, tulus dan terbuka terhadap tamu yang istimewa itu. Tarian digelarkan 9 penari muda dan cantik-cantik yang berbusana Adat Aesan Gede, Selendang Mantri, paksangkong, Dodot dan Tanggai.

Mereka merupakan penari inti yang dikawal dua penari lainnya membawa payung dan tombak. Sedang di belakang sekali adalah penyanyi Gending Sriwijaya. Namun saat ini peran penyanyi dan musik pengiring ini sudah lebih banyak digantikan tape recorder.
Dalam bentuk aslinya musik pengiring ini terdiri dari gamelan dan gong. Sedang peran pengawal terkadang ditiadakan, terutama apabila tarian itu dipertunjukkan dalam gedung atau panggung tertutup. Penari paling depan membawa tepak sebagai Sekapur Sirih untuk dipersembahkan kepada tamu istimewa yang datang, diiringi dua penari yang membawa pridon terbuat dari kuningan. Persembahan Sekapur Sirih ini menurut aslinya dilakukan oleh putri saja. Sultan atau bangsawan.



sumber : http://palembangbari.blogdetik.com/2009/04/06/sekilas-tari-gending-sriwijaya-tari-tanggai/

Kerajinan Tenun Khas Palembang Lainnya


danuprinanto | 11.21 |

Selain songket banyak juga jenis tenunan lain yand di hasilkan oleh masyarakat Palembang seperti yang “Tenunan Gebeng”, yang bermotifkan seperti limar patut, limar mandi, limar pocok, poleng gribik, poleng dapros, poleng es lilin dan poleng brongsong, tetapi karena susah perawatannya tenunan jenis ini banyak di tinggalkan.














sumber : http://palembangbari.blogdetik.com/2009/07/04/196/

Tari Beremas Di pertunjukan Dul Muluk


danuprinanto | 11.19 |

Tari yang merupakan simbol saat akan membuka ataupun menutup acara dan juga di tampilkan saat jedah atau istirahat ini, setiap kesenian dul muluk dari daerah memiliki tari beremas ini yang berbeda-beda gaya dan bahasa tetapi memilik kesamaan dalam tujuan.



sumber : http://palembangbari.blogdetik.com/2009/06/08/tari-beremas-di-pertunjukan-dul-muluk/

Kuliner Khas 17 Agustus-an di Palembang


danuprinanto | 11.15 |

Sejak dari dahulu sejak zaman kemerdekaan di Palembang di palembang terutama di kawasan Jalan merdeka dari depan Hotel Musi banyak di temui kuliner 17 Agustusan khas Palembang, kata orang tua saya sejak beliau kecil kuliner tersebut sudah ada, seperti telok ukan, telok pindang dan ketan sumpit.
Tetapi berdasarkan penuturan dari orang-orang tua ternyata telok abang yang berbentuk pesawat sudah ada sejak zaman kolonial belanda di mana saat sering ada pasar malam di kawasan benteng (sekarang Plaza Benteng Kuto besak), telok abang pun sudah di jual.





sumber : http://palembangbari.blogdetik.com/2009/08/14/kuliner-khas-17-agustus-an-di-palembang/

Kuliner Kota Palembang


danuprinanto | 11.00 |

Buah-buahan yang terkenal dari Palembang adalah nanas dan duku. Rasa nanas Palembang segar dan rasanya tajam, sementara duku Palembang rasanya manis dan terkadang hambar. Palembang juga menawarkan makanan yang unik, lezat yang kebanyakan terbuat dari ikan. Diantaranya ialah:









Pempek Palembang
Ini adalah salah satu makanan yang paling terkenal dari Palembang dan dapat Anda temukan di seluruh Indonesia dan telah menjadi favorit banyak orang Indonesia. Tentunya tempat terbaik untuk Anda mencicipi pempek asli adalah di Palembang. Pempek terbuat dari ikan yang telah digiling dicampur tepung terigu dan bumbu-bumbu lain. Jenis-jenis pempek palembang di antaranya adalah: pempek lenjer, kapal selam, pempek kulit, pempek adaan dan pempek lenggang, pempek keriting serta pempek panggang.

Tempat Makan Pempek yang dapat Anda dikunjung untuk wisata kuliner di Palembang adalah: Pempek Dempo at Jl. Dempo Dalam, Pempek Noni at Jl. Kolonel Haji Burlian, dan Pempek Pak Raden

Kerupuk Palembang, salah satu makanan kecil dari Palembang yang terkenal, kerupuk ini terbuat dari campuran terigu dan ikan tertentu. Biasanya terbuat dari ikan tenggiri, ikan gabus dan ikan belida. Toko yang dapat Anda kunjungi adalah: Kerupuk 601 and Taxi 333 at Jl. Dempo Luar.
Martabak Har, terbuat dari telur dicampur dengan bumbu-bumbu tertentu dan daging, lalu dibungkus adonan terigu, dicampurkan lalu digoreng. Martabak Har biasanya disajikan dengan saus yang lezat terbuat dari kentang, air dan bumbu-bumbu lainnya. Tempat terbaik untuk mencicipi martabak ini adalah di Martabak Kaji Abdul Rosak di Jalan. Jendral Sudirman.
Lempok Duren, terbuat dari durian dan gula. Rasanya manis dan kenyal.
Tekwan, sup tradisional yang terbuat dari bola-bola ikan, pasta ikan, soun, jamur dan bengkoang kemudian disajikan hangat-hangat.
Bekasem yaitu Ikan yang diasinkan.
Makanan khas khas lainnya dari provinsi ini seperti pindang patin, pindang tulang, sambal jokjok, berengkes, dan tempoyak.


danuprinanto | 10.51 |

Perlu diketahui, pariwisata kota Palembang punya banyak banget objek wisata yang menarik buat dikunjungi, diantaranya :


- Sungai Musi, sungai sepanjang sekitar 750km yang membelah Kota Palembang menjadi dua bagian yaitu Seberang Ulu dan seberang Ilir ini merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatera. Sejak dahulu Sungai Musi telah menjadi urat nadi perekonomian di Kota Palembang dan Provinsi Sumatera Selatan[11]. Di sepanjang tepian sungai ini banyak terdapat objek wisata seperti Jembatan Ampera, Benteng Kuto Besak, Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Pulau Kemaro, Pasar 16 Ilir, rumah Rakit, kilang minyak Pertamina, pabrik pupuk PUSRI, pantai Bagus Kuning, Jembatan Musi II, Masjid Al Munawar, dll.


- Jembatan Ampera, sebuah jembatan megah sepanjang 1.177 meter yang melintas di atas Sungai Musi yang menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir ini merupakan ikon Kota Palembang. Jembatan ini dibangun pada tahun 1962 dan dibangun dengan menggunakan harta rampasan Jepang serta tenaga ahli dari Jepang.


- Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, terletak di pusat Kota Palembang, masjid ini merupakan masjid terbesar di Sumatera Selatan dengan kapasitas 15.000 jemaah[12].


- Benteng Kuto Besak, terletak di tepian Sungai Musi dan berdekatan dengan Jembatan Ampera, Benteng ini merupakan salah satu bangunan peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam. Di bagian dalam benteng terdapat kantor kesehatan Kodam II Sriwijaya dan rumah sakit. Benteng ini merupakan satu-satunya benteng di Indonesia yang berdinding batu dan memenuhi syarat perbentengan / pertahanan yang dibangun atas biaya sendiri untuk keperluan pertahanan dari serangan musuh bangsa Eropa dan tidak diberi nama pahlawan Eropa[

- Kambang Iwak Family Park, sebuah danau wisata yang terletak di tengah kota, dekat dengan tempat tinggal walikota Palembang. Di tepian danau ini terdapat banyak arena rekreasi keluarga dan ramai dikunjungi pada hari libur. Selain itu di tengah danau ini terdapat air mancur yang tampak cantik di waktu malam.
- Gedung Kantor Walikota, terletak di pusat kota, pada awalnya bangunan ini berfungsi sebagai menara air karena berfungsi untuk mengalirkan air keseluruh kota sehingga juga dikenal juga sebagai Kantor Ledeng. Saat ini gedung ini berfungsi sebagai Kantor Walikota Palembang dan terdapat lampu sorot di puncak gedung yang mempercantik wajah kota di malam hari.
- Hutan Wisata Punti Kayu, sebuah hutan wisata kota yang terletak sekitar 7 km dari pusat kota dengan luas 50 ha dan sejak tahun 1998 ditetapkan sebagai hutan lindung. Didalam hutan ini terdapat area rekreasi keluarga dan menjadi tempat hunian sekelompok monyet lokal.
- Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, sebuah site peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang terletak di tepian Sungai Musi. Terdapat sebuah prasasti batu peninggalan Kerajaan di area ini.
- Taman Purbakala Bukit Siguntang, terletak di perbukitan sebelah barat Kota Palembang. Di tempat ini terdapat banyak peninggalan dan makam-makam kuno Kerajaan Sriwijaya.
- Monumen Perjuangan Rakyat, terletak di tengah kota, berdekatan dengan Masjid Agung dan Jembatan Ampera. Sesuai dengan namanya di dalam bangunan ini terdapat benda-benda peninggalan sejarah pada masa penjajahan
-Museum Balaputradewa, sebuah museum yang menyimpan banyak benda - benda peninggalan Kerajaan Sriwijaya.
- Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, terletak di dekat Jembatan Ampera dan Benteng Kuto Besak dan dulunya merupakan salah satu peninggalan Keraton Palembang Darussalam. Didalamnya terdapat banyak benda - benda bersejarah Kota Palembang.
- Museum Tekstil, terletak di Jl. Merdeka museum ini menyimpan benda - benda tekstil dari seluruh kawasan di Provinsi Sumatera Selatan.
- Kawah Tengkurep
- Masjid Cheng Ho Palembang
- Kampung Kapitan
- Kampung Arab
- Fantasy Island
- Bagus Kuning
- Pusat Kerajinan Songket
- Pulau Kemaro
- Kilang Minyak Pertamina
- Pabrik Pupuk Pusri
- Sungai Gerong

Ikon Sumatera Selatan


danuprinanto | 10.23 |

Ampera yang mempunyai kepanjangan Amanat Penderitaan Rakyat dibangun ketika pemerintahan presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno. Jembatan yang menghubungkan daerah Palembang daerah Ulu dengan Palembang Ilir ini ketika pembangunannya dibantu oleh negara Jepang.

Pada saat peresmiannya di tahun 1965, jembatan ini bernama Jembatan Bung Karno. Namun satu tahun kemudian terjadi peristiwa gerakan anti-Soekarno yang membuat jembatan ini berubah nama menjadi Jembatan Ampera. Pada malam hari merupakan waktu terbaik untuk melintasi wisata malam ini karena di sepanjang jembatan dikelilingi barisan lampu yang bercahya terang dan membuat pemandangan menjadi sangat indah.

Ikon ibu kota Sumatra Selatan ini mempunyai panjang 1.117 meter, lebar 22 meter dan tinggi 63 meter. Pada malam-malam akhir pekan, jembatan ini menjadi tempat berkumpulnya muda-mudi kota palembang.

sumber : http://content.rajakamar.com/ikon-kota-palembang-jembatan-ampera/

Melihat Sumatera Selatan dari Potret Sejarahnya


danuprinanto | 10.02 |


Kota yang semula dijuluki Venice of the East (bahasa Indonesia: “Venice dari Timur”). kota yang kini menjadi pusat ribuan mata se Asia Tenggara tertuju, karena dikota inilah pembukaan ceremony seagames ajang perhelatan akbar olahraga se Asia tenggara di gelar dikota tua tempat kerajaan sriwijaya bersemayam dengan kejayaan kerajaan maritim yang takkan terlupakan masa lalunya, kota yang menyimpan banyak cerita tentang kejayaan serta kekuasaan dimasa lalunya itu baik dimasa hindu, budha, serta islam di pelosok sumatera selatan hingga ke masa dimana penjajahan kolonial belanda.
Sejarahnya, Pada tahun 1896 M, sarjana Jepang Takakusu menerjemahkan karya I-tsing, Nan-hai-chi-kuei-nai fa-ch‘uan ke dalam bahasa Inggris dengan judul A Record of the Budhist Religion as Practised in India and the Malay Archipelago. Namun, dalam buku tersebut tidak terdapat nama Sriwijaya, yang ada hanya Shih-li-fo-shih. Dari terjemahan prasasti Kota Kapur yang memuat nama Sriwijaya dan karya I-Tsing yang memuat nama Shih-li-fo-shih, Coedes kemudian menetapkan bahwa, Sriwijaya adalah nama sebuah kerajaan di Sumatera Selatan[ii].
Jelas bangga sebagai pemuda sumatera selatan khususnya, dimana buminya kupijak dan langitnya menjadi atap tempatku berlindung ini, menyimpan sebuah kekayaan khasanah lokal dan sejarah yang seharusnya ,menjadi warisan budaya. maka dari itu aku mencoba merekontruksi kembali sesuatu yang hilang dari ingatan kota ku, asal mula kata palembang mungkin tidak banyak orang sumatera selatan sendiri tahu akan arti atau asal mula kata palembang, tersebut
meskipun shakes phare pernah mengatakan apalah arti sebuah nama tapi sebagai tempat kelahiran serta penerus bangsa sudah seyogyanya kita tahu, arti asal usul kota kita
zaman dahulu Pulau sumatera di kenal sebagai Pulau emas atau dalam Bahasa Sanskerta disebut Swarnadwipa, mungkin inilah yang mendasari penamaaan sebuah hotel di sumatera selatan , sebagai hotel swarnadwipa berlandaskan nilai historisnya orang sumatera percaya bahwasanya daerah yang subur ini merupakan tanahnya emas berada,
• minangkabau menamakan pulau sumatera dengan sebutan Pulau ameh yang berarti Pulau emas, hal ini di dasari dari cerita rakyat di minangkabau. dijumpai dalam cerita Kaba Cindua Mato
• dalam cerita rakyat lampung pulau sumatera disebut sebagai tanoh mas yang artinya tanah emas
• seorang bikhsu cina yang sedang melakukan perjalanan keindia yang bernama I-Tsing menyebutkan Sumatera dengan nama chin-chou yang berarti “negeri emas”
• dalam Naskah buddha yang termasuk dari salah satu naskah buddha yang paling tua yaitu kitab jataka menceritakan pelaut india menyeberangi teluk benggala ke suarnabhumi/suarnadwipa
• Dalam cerita Ramayana dikisahkan pencarian Dewi Sinta, istri Rama yang diculik Ravana, sampai ke Suwarnadwipa
• Para musafir Arab menyebut Sumatera dengan nama Serendib (tepatnya: Suwarandib), transliterasi dari nama Suwarnadwipa
• Abu Raihan Al-Biruni, ahli geografi Persia yang mengunjungi Sriwijaya tahun 1030, mengatakan bahwa negeri Sriwijaya terletak di pulau Suwarandib
• Di kalangan bangsa Yunani purba, Sumatera sudah dikenal dengan nama Taprobana. Naskah Yunani tahun 70, Periplous tes Erythras Thalasses, mengungkapkan bahwa Taprobana juga dijuluki chryse nesos, yang artinya ‘pulau emas’
• pada naskah Historia Naturalis karya Plini abad pertama Masehi. Sejak zaman purba para pedagang dari daerah sekitar Laut Tengah sudah mendatangi Nusantara, terutama Sumatera. Di samping mencari emas, mereka mencari kemenyan dan kapur barus
Menarik sekali bagaimana pada zaman dahulu dunia mengenal Sumatera sebagai “Pulau emas” lalu kembali ke pokok pembahasan kita kali ini yaitu asal nama kota palembang yang berasal dari kata melimbang atau mendulang emas. jadi pada masa sebelum Palembang memiliki sebuah nama. Melimbang emas adalah mata pencaharian sebagian besar masyarakat Palembang. dan seperti yang kita ketahui Pa dalam Bahasa melayu memiliki arti tempat maka lahirlah kata palimbang yang artinya tempat mendulang emas.
Palembang Berasal dari Kata Pai lian Bang
Dalam perjalanan dakwahnya, Sunan Gunung Jati telah sampai ke negeri Cina, Disana beliau membuka praktek sistem pengobatan. Setiap yang datang berobat diajarinya berwudhu dan sholat. Orang cina kemudian mengenalnya sebagai sinshe dari jawa yang sakti dan berilmu tinggi. Akhirnya banyak diantara penduduknya memeluk Islam, termasuk seorang menteri Cina bernama Pai Lian Bang. Bahkan Kaisar Cina meminta Sunan Gunung Jati untuk menikahi putrinya yang bernama Ong Tien. Sunan Gunung Jati tidak mau mengecewakan sang kaisar, maka pernikahan tersebut dilangsungkan, kemudian ia pulang ke Jawa beserta Ong Tien.
Keberangkatannya ke Jawa dikawal dua Kapal Kerajaan yang dikepalai murid Sunan Gunung Jati, Pai Lian Bang. Kapal yang ditumpangi oleh Sunan Gung Jati berangat lebih dahulu dan singgah di Sriwijaya karena tersiar kabar bahwa adipati Sriwijaya yang berasal dari Majapahit bernama Ario Damar atau Ario Abdillah (nama Islamnya) telah meninggal dunia. Makam beliau dapat kita lihat sampai sekarang di Jalan Ariodillah Palembang. Sedangkan Ario Abdillah ini adalah anak tiri dari Fatahillah.Karena kedua putra dari Ario Abdillah telah menetap di Jawa, maka Sunan Gunung Jati mengharapkan agar rakyat Sriwijaya berkenan mengangkat Pai Lian Bang sebagai adipati supaya tidak ada kekosongan kepemimpinan. Pai Lian Bang tidak menolak atas pengangkatannya, ia berkata : ”…seandainya bukan Sunan Gunung Jati sebagai guruku yang menyuruhku, maka aku tidak akan mau diangkat menjadi adipati…”.
Dengan bekal ilmu selama menjadi menteri di Cina, Pai Lian Bang berhasil membangun Sriwijaya. Pesantren dan madrasah benar-benar dikembangkannya dan beliau menjadi Guru Besar dlam Ilmu Ketatanegaraan. Murid-muridnya cukup banyak yang datang dari Pulau Jawa dan Sumatera termasuklah seorang cucu Sunan Gunung Jati dari Putrinya Panembahan Ratu yang dinikahi oleh Danuresia (Empu Eyang Dade Abang) yang bernama Syaikh Nurqodim al Baharudin (di sumsel dikenal dengan Puyang Awak). Pada akhirnya setelah Pai Lian Bang wafat, Sriwijaya diganti nama menjadi PALEMBANG yang diambil dari nama PAI LIAN BANG
Palembang Berasal dari kata Pa dan Lembang
yang ketiga asal nama kota palembang bersalah dari kata “pa” dan “lembang” secara pribadi saya lebih menyukai teori ini terlepas dari benar atau salah nya teori ini dan bukan tanpa alasan saya lebih condong menyukai teori ketiga ini, saya akan coba paparkan alasan mengapa saya lebih menyukai teori in, hal pertama yang ada di pikiran saya, kapan nama palembang ini terlahir, semasa Kerajaan Sriwijaya berjaya kah, atau setelah Kerajaan Sriwijaya Runtuh atau bahkan sebelum Kerajaan Sriwijaya ada, nama Palembang ini sudah lebih dulu ada. ini merupakan hal yang sangat sulit dikarnakan tidak adanya peninggalan peninggalan zaman dahulu yang mengarah ke arah ini, dari pertanyaan kapan ini lah, saya menyusuri jejak sejarah saat dimana saja nama palembang disebutkan, akhirnya saya menemukan sebuah kronik Chu-fan-chiyang bersumber dari cina karya Chau Ju-kua pada tahun 1225 berita dari cina inilah yang paling dahulu menyebutkan kata palembang
Pa-lin-fong (Palembang), adalah salah satu bawahan dari kerajaan San-fo-tsi
seperti yang sudah kita ketahui bersama san-fo-tsi adalah nama lain dari Sriwijaya. jadi Palembang adalah bawahan dari Sriwijaya sejak tahun 1225. ini pun tidak memuaskan rasa penasaran saya akan kapan kata Palembang ini ada. pertanyaan akan kapan ini pun terpaksa saya hentikan sampai disini.
Lalu saya melirik sebuah teori yang mana menyebutkan bahwa palembang berasal dari kata melimbang emas, yang memang benar bahwa negri sriwijaya dahulu nya kaya akan emas. jikalau hal ini benar lalu kenapa hanya palembang yang dijadikan nama daerah sedangkan sudah kita ketahui bersama pulau sumatera adalah swarnadwipa bukan hanya daerah palembang saja. seperti yang telah saya sebutkan diatas, minagkabau, lampung juga adalah daerah yang dikenal dunia zaman dahulu sebagai pulau emas. hal ini lah yang membuat saya mengesampingkan teori nama palembang berasal dari kata melimbang emas.
lalu ada pula sebuah versi cerita yang menyebutkan kalau palembang berasal dari nama sebuah adapita cina yang sempat memerintah setelah wafatnya adipati ario damar yaitu pai lian bang lalu pai lian bang wafat kemudian diabadikan nama nya menjadi nama daerah yang di pimpinnya kamudian akhirnya bernama palembang. apakah ini juga benar, kita sama sama tidak mengetahuinya dengan jelas. saya kembali teringat akan sebuah prasasti yang teramat penting bagi sejarah Kerajaan Sriwijaya, yaitu Prasasti kedukan bukit.
tanggal 23 April 683 dapunta hiyang naik ke perahu mengambil siddhayatra. 19 Mei 683 Dapunta Hiyang berlepas dari minanga membawa 20.000 bala tentara dengan perbekalan 200 peti di perahunya. Rombongan pun tiba di Mukha Upang dengan suka cita. 17 Juni 683 Dapunta Hyang datang membuat wanua
wanua disini diartikan oleh sebagian para sejarawan adalah sebagai wilayah permukiman, yang kemungkinan besar itu adalah permukiman cikal bakal nya masyarakat palembang pada saat ini, lalu apakah permukiman yang dibuat oleh dapunta Hyang pada saat itu memang belum juga memiliki nama.
sekarang kita lihat keadaan daerah palembang pada masa dahulu, palembang pada masa dahulu adalah merupakan sebuah wilayah berawa atau tanah yang tergenang air, ini dibuktikan pada data statistik pada tahun 1990, bahwa masih terdapat 52,24% tanah yang tergenang di kota Palembang. itu di tahun 1990 apalagi pada zaman dahulu. dari sinilah saya secara pribadi menyukai teori bahwasaya Palembang itu berasal dari kata “pa” dan “lembang” yang dalam bahasa melayu artinya “daerah rembasan air” kebiasaan dari kita jikalau belum mengetahui nama suatu daerah hal pertama yang akan kita sebutkan adalah bentuk atau ciri ciri lokasi tersebut yang akan kita sebutkan. saya beri sebuah contoh misalkan kita hendak menuju ke suatu tempat lalu dalam perjalanan kita lupa jalan mana yang seharusnya kita lalui, hingga pada akhirnya kita tersesat, merasa bingung ada dimana kita lalu menelpon teman kita yang kebetulan tinggal di daerah dekat situ, teman kita bertanya “kamu sekarang dimana” lalu kita menjawab “nga tahu dimana pokok nya banyak pohon besar di sekitar saya dan daerah nya tergenang air” hal ini membuktikan bahwa manusia yang belum mengenal suatu daerah kemungkinan besar akan menyebutkan ciri ciri daerah yang di lihatnya.
Asal nama Palembang yang berasal dari kata “pa” dan “lembang” ini juga di lihat dalam kamusnya ‘A Malay English Dictionary’ yang dikeluarkan di Singapore tahun 1903 menyebutkan bahwa lembang adalah tanah yang berlekuk, tanah yang rendah, akar yang membengkak karena terendam lama di dalam air. Menurut Kamus Dewan (karya Dr. T.Iskandar, Dewan Bahasa dan Pustaka, 1986), lembang berarti lembah, tanah lekuk, tanah yang rendah. Untuk arti lain dari lembang adalah tidak tersusun rapi, terserak-serak. dan dalam bahasa Melayu, lembang berarti air yang merembes atau rembesan air. Arti Pa atau Pe menunjukkan keadaan atau tempat.

Jelaslah sudah bagi saya, bahwa Palembang berasal dari kata Pa dan Lembang yang dinamai sesuai dengan keadaan daerah tersebut pada zaman dahulu[iii]
Berdasarkan pertimbangan latar belakang sejarah serta banyaknya ragam peninggalan budaya masa lampau di Palembang, pengelolaan sumber daya budaya, dan daerah kunjungan wisata (khususnya wisata sejarah dan wisata ziarah), saya mencoba mengali,menghidupkan kembali rangkaian cerita yang terpendam tentang kota palembang melalui untaian kata yang sebenarnya tidak hanya cukup ditulis, perparagraf atau per baris kalimat, karena banyaknya kisah yang harus saya angkatmengenai ruang pubik dikota palembang yang memiliki nilai sejarah, tak kenal maka tak sayang terlepas anda berada di kota mana,
Bahkan ada pernyataan ekstrim yang mengatakan bahwasanya : “Seharusnya Sriwijaya telah Menjadi Daerah Istimewa, seperti Yogyakarta dan aceh ? mungkin penulis tidak dapat berkata banyak dalam ranah ini, setidaknya penulis telah mencoba sedikit mengugah pemuda se sumatera akan sadar tentang kesadaran akan kotanya masing masing
Heritage of Mosque, Masjid Masjid Tua
kota palembang dikenal pula sebagaai kota dengan masjid masjid tuanya yang bersejarah heritage of mosque ditinjau dari beberapa aspek, ruang publik tidak hanya sebatas taman kota tetapi saya nilai ada beberapa tempat yang angkat di artikel ini, yang pertama masjid terbesar dan bersejarah di Palembang, terlepas dari kota palembang yang dahulunya menyimpan kekuatan maritim terbesar dimasa kerajaan Sriwijaya, yang hingga detik ini pusat kerajaan sriwijaya belum pasti keberadaanya,
ada beberapa sumber yang menyatakan keberadaan kota palembang sebagai pusat kerajaan sriwijaya salah satunya melalui Prasasti telaga batu yang akan kita bahas juga didalam artikel ini, yang mendukung keberadaan Palembang sebagai pusat kerajaan adalah prasasti Telaga Batu. Prasasti ini berbentuk batu lempeng mendekati segi lima, di atasnya ada tujuh kepala ular kobra, dengan sebentuk mangkuk kecil dengan cerat (mulut kecil tempat keluar air) di bawahnya. Menurut para arkeolog, prasasti ini digunakan untuk pelaksanaan upacara sumpah kesetiaan dan kepatuhan para calon pejabat. Dalam prosesi itu, pejabat yang disumpah meminum air yang dialirkan ke batu dan keluar melalui cerat tersebut. Sebagai sarana untuk upacara persumpahan, prasasti seperti itu biasanya ditempatkan di pusat kerajaan. Karena ditemukan di sekitar Palembang pada tahun 1918 M, maka diduga kuat Palembang merupakan pusat Kerajaan Sriwijaya.
Masjid Agung Palembang, di masa lalu masjid ini dulunya dikenal dengan nama Masjid Sultan yang lokasi bangunanya terletak di “Pulau” yang dikelilingi sungai, sebelah selatan sungai musi, sebelah barat sungai sekanak,sebelah timur sungai tengkuruk, dan sebelah utara sungai kapuran, ada mitos mengatakan bahwasanya dulunya seputar masjid agung itu sungai dan pada zaman kolonial belanda sungai tersebut ditimbun hinga akhirnya permukaan dasar sungai sungai pun, tertutup oleh timbunan tanah yang akhirnya, menjadi suatu dataran yang kini jalan tersebut menjadi salah satu jalan protokol di palembang, peletakan batu pertama pembangunan masjid ini dilakukan oleh Sultan Mahmud Badaruddin 1,
Puncak masjid agung berbentuk atap mustaka / kepala. Bentuk mustaka yang terjurai ini melengkung ke atas keempat ujungnya menyerupai bentuk atap pada bangunan cina. Menara pertama dibangun pada bagian kiri masjid arah selatan ( jalan merdeka) pada tahun 1753 dengan ukuran tinggi 30 meter dan garis tengah 3 meter, pada tahun 1897 dibawah kepemimpinan pangeran penghulu nata agama karta mangala mustofa ibnu raden kamludin, masjid telah diperluas. Pada tahun 1930, perluasan masjid juga dilakukan dan dipimpin oleh hopa penghulu KI Agus Nang Toyib dkk. Pada tanggal 2 januari 1970, menara kedua dibangun yang berbentuk persegi 12 dan dengan ketinggian 45 meter. Bangunan tersebut dibiayai oleh pertamina dan diresmikan pada tanggal 1 februari 1971,
Masjid Agung Masa kini, bangunan utama masjid agung yang dibangun oleh masa Mahmud Badaruddin 1 masih tetap berdiri sebagaimana aslinya, sejak tahun 2000 masjid ini direnovasi dan selesai pada tanggal 16 Juni yang diresmikan oleh Presiden RI HJ Megawati Soekarno Putri, pada saat ini kita sudah dapat melihat kemegahan Masjid agung yang seluruhnya dibatasi jalan, dihalaman masjid dapat kita lihat taman yang diantaranya ditanami beberapa buah pohon kurma, serta jam matahari buatan belanda.
Masjid Merogan & Masjid lawang Kidul
Kedua Masjid ini dibangun dalam waktu hampir bersamaan pada tahun 1310 H oleh Kyai Merogan (MGS.H.Abdul Hamid bin Mgs, Mahmud) denagn menggunakan biaya sendiri. Sebagai seorang ulama yang memiliki pandangan kedepan beliau mendirikan rumah Allah dengan membuat pernyataan tertulis disebut “Najar Mujai Lillahi Ta’ala” naskah tersebut teranggal 6 syawal 1310.
Masjid ki merogan berada di tepian Sungai Ogan kecamatan kertapati sedangkan Masjid lawang kidul berada di tepi sungai Musi daerah seberang ilir kelurahan 5 ilir. Kedua bentuk masjid ini serupa sekalipun pendiri kedua masjid itu wafat tetapi sampai dengan saat ini tetap ramai dikunjungi oleh orang karena makam beliau di lokasi Masjid ki Merogan dianggap keramat dan ada beberapa kisah menarik pada saat beliau masih hidup.
Kisah Anak Yatim
Pada suatu hari kala itu beliau masih berada di mekkah menuntut ilmu berkatalah bahwa dia akan kembali ke Indonesia untuk mengurus anak yatim, Anak yatim yang dimaksud adalah Masjid Merogan dan Masjid lawang Kidul
Kisah tentang Ikan
Seorang pedagang ikan dari Oki membawa ikan untuk dijual di pasar ikan di palembang. Mendekati kota palembang, si pedagang tiba-tiba melihat ikanya dalam keadaan mati dan dia akan mengalami kerugian yang cukup besar, tiba tiba ia teringat akan kemasyuran KI Merogan untuk meminta nasehat, setelah tiba belum sempat, si pedagang berkata, Sang Kyai menegur, kisanak ikan-ikan yang berada di perahumu tidaklah mati, insya Allah ikanmu hidup, juaalah ke pasar dan hiduplah serta peliharalah keluargamu baik baik. Benar saja tiba di perahu dilihatnya ikan yang dibawanya dalam keadaan hidup, cerita lain tentang ikan dari seorang penduduk yang ingin membuktikan kekramatan KI Merogan dengan melepas se ekor ikan besar sambil berucap “ hai ikan pergilah engkau menemui ki merogan di masjid merogan”, sebelum sempat mengutarakan maksudnya Sang kyai menyapa lebih dulu dan berkata kirimanya sudah diterima
Zikir Merogan
Beliau mengajarkan zikir dengan cara unik yaitu bila beliau mengajar ke masjid lawang kidul atau sebaliknya mengunakan perahu sambil berkayuh inilah kyai mengajak murid muridnya bersama sama mengucapkan zikir berulang ulang dan maklumlah penduduk sekitarnya
Masjid Al Mahmudiyah, Masjid Suro
Terletak di kelurahan 30 ilir Kecamatan Ilir Barat II wilayah Suro, oleh karena itu masjid tersebut dinamakan masyarakat disekitar lingkungan itu Masjid Suro yang sekarang , sejak tahun 2001 atas kesepakatan pengurus berganti nama masjid Al mahmudiyah, Masjid ini dibangun oleh Alm. Ki H Abdurrahman Dalamat pada tahun 1310 H (1898 M), Tiang penyangga masjid ini dibuat dari kayu bulat tinggi dan lebar yang sampai saat ini masih tetap kokoh.
Masjid yang dibangun dengan gotong royong karena tidak ada biaya konon menurut cerita Ki. H. Abdurrahman Dalamat sholat tahajud dan berdoa meminta rizki dan pada kenyataanya setelah selesai berdoa telah ada uang dibawah sejadah, uang tersebut dipergunakan beliau untuk pembangunan masjid ini,
Kisah semasa kecil ayahku di Masjid Suro,
Sepenggal masa kecil ayahku, semenjak kecil ia dibesarkan di daerah suro ini ia teringat betul akan bayang bayang dirinya yang semenjak kecil, berani ke atas menara yang bagi anak se usianya terbilang tinggi berdiri di ketinggian tersebut untuk menyuarakan pangilan beribadah Adzan yang hingga saat ini ia menginggatnya,
Pemprov Sumsel dari tahun ke tahun terus berbenah dari hanya sebuah kota yang tidak dikenal hingga jadi pembicaraan disetiap kota bahkan mancanegara, sebagai kota yang memiliki aset wisata serta kekayaan sejarah yang tak ternilai harganya, historia vitae magistra tetapi sayang meskipun dikota metropolitan ini terus mengalami kemajuan dibidang infrastruktur tetapi penulis masih menjumpai suatu tempat kurang terawat serta terjaga kelestarianya banyak nilai nilai sejarah, dari suatu tempat hilang tergerus arus globalisasi, baik itu dari kesadaran masyarakat atau kesadaran individunya , contohnya terdapat pada ruang publik yang menyimpan sejarah tekstil di sumatera ini, salah satunya museum tekstil yang akan menjadi sebuah hotel , museum tekstil sendiri seharusnya cagar budaya yang bernilai sejarah, budaya dan ekologis, Pemprov Sumsel sampai saat ini belum mengusulkan Museum Tekstil sebagai benda cagar budaya sesuai amanah UU No10/2011 tentang Cagar Budaya, masyarakatpun se akan lupa hal ini ,pemerintah yang yang seharusnya ikut melindungi, warisan bangsa bagi anak cucu kita, sibuk dibalik suksesnya hingar bingar kemeriahan Sea games serta kilauan cahaya kembang api yang memerahkan langit Palembang dimalam Ceremony Seagames2011
yang jadi pertanyaan penulis apakah suatu tempat akan tetap bernilai historis jika pengunaanya telah dirubah? sejarahnya Museum Tekstil itu sendiri atau gedung Eks BP7 itu telah dibangun pada masa kolonial Belanda untuk kantor gubernur Pemerintahan Hindia Belanda di wilayah Sumatera Bagian Selatan. Dalam perjalanan waktu, gedung ini dimanfaatkan pula menjadi berbagai kantor. Pada 1961 menjadi kantor Inspektorat Kehakiman, kemudian sebagai rumah dinas KejaksaanTinggi Sumsel, rumah ketua DPRD Sumsel, kantor Pembantu Gubernur, kantor Badan Kepegawaian Daerah, kantor BP7, dan terakhir sebagai Museum Tekstil Palembang.
Jadi “Tidak beralasan jika di kawasan Museum Tekstil dibangun hotel, mengingat bahwasanya kekhasan tenunan palembang tersimpan didalamnya, contohnya saja songket telah banyak menarik mata dunia, bahwasanya aset negara adalah warisan budaya dan harus dipertahankan siapa yang tidak tahu songket palembang?, ironis, memikirkan pelestarian budaya yang terlupakan.
penulis hanya ingin membuka mindset bahwasanya jika benar peruntukan hotel tersebut ialah agar dapat terus menjaga kelestarianya apakah keuntungan dari, hotel tersebut akan masuk ke kas negara atau daerah,? jika tidak ada sebaiknya lebih diperuntukan bagi kepentingan umum, agar generasi kita kedepan tahu bahwasanya kota ini memiliki suatu museum tenun atau tekstil di daerahnya,
hingga saat ini penulis belum tahu alasan jelas, yang mendasari pembangunan hotel di lahan museum tersebut. Semoga pemerintah sadar akan nilai arti nilai sejarahdari suatu tempat, mekipun itu ruang publik umum, seperti kata bung karno JAS MERAH “Jangan sekali kali melupakan sejarah”. Semoga sekedar tulisan kecilku dapat menyadarkan serta menginspirasi teman-teman baik yang sebagai jurnalis maupun masyarakat umum.
Selain itu yang menjadi ciri khas kotaku ya kulinernya yang jadi bahan candaan jika akan menyantap kuliner satu ini, yang dikenal dipelosok nusantara.” orang palembang aja bisa makan kapal selam” , hee… pempek kapal selam sebutan untuk pempek besar yang isinya telur didalamnya, mungkin dalam pembuatanya direbus jadi orang-orang menyebutnya sebagai pempek kapal selam.
Taman kota ku, dari saat ku kecil hingga beranjak dewasa
Tempat yang kulintasi dulu kini telah berubah , dari kecil aku telah terbiasa untuk melintasi kambang iwak yang dulunya tidak seindah ini, yaa dulu aku sering kerumahsaudari ayahku, penulis memangilnya dengan sebutan mamak hang tuah di jln hang tuah rumah yang hingga saat ini arsiteturnya masih peninggalan belanda, saat melintas di tempat itu, kini dan sekarang pengunaan taman tersebut tidak jauh berbeda tetapi kini raut wajahnya jauh lebih berbeda, sampai saat sekarang penulis belum tahu arti secara harfiah kambang iwak, tetapi secara etimologisnya penulis tahu bahwasanya kambang itu sama dengan kolam dan iwak itu maksudnya ikan, hingga di sebutlah kambang iwak, pada awalnya pembangunan kambang iwak ini di bendung atau di bangun oleh pemerintahan kolonial belanda untuk membuat suatu tempat persediaan air hingga akhirnya pengunaan kolam tersebut dialihfungsikan sebagai taman kota seperti saat ini, perubahan nama kambang iwak menjadi KIF kambang iwak family park
Pepohonan besar berusia tua membuat suasana sejuk semakin terasa. Apalagi, adanya kawasan Kambang Iwak yang menjadi tempat orang berolahraga dan anak-anak muda kongkow-kongkow di malam hari. Ada beberapa tempat makan, seperti kafe dan restoran, yang menyajikan makanan khas Palembang ataupun makanan yang tak asing lagi di lidah orang Palembang.
Mengamati bangunan-bangunan di kawasan ini akan tertegunlah mata kepada betapa indahnya bangunan peninggalan Belanda tersebut. Terutama, halamannya yang luas dengan hamparan rerumputan hijau dan taman nan indah semakin menguatkan kawasan ini sebagai kawasan publik yang sayang dilewatkan bila berkunjung ke Palembang.
Menelusuri jalan merdeka,
Kantor Pos Pusat Palembang berbentuk sama dengan kantor pos lain di Indonesia. Bangunan ini sudah cukup berumur. Berjalan ke arah Sungai Musi, akan terlihat Museum Sultan Mahmud Badaruddin II yang super besar. Perpaduan arsitektur Melayu dan kolonial Belanda. Ada benteng Kuto Besak dengan dinding sangat kokoh bercat putih. Halamannya tentu sangat luas.
Selain itu, ada lagi bangunan-bangunan perkantoran yang juga bergaya arsitektur kolonial. Ciri-cirinya sama. Dinding kokoh, pintu dan jendela besar-besar, dengan atap yang berbentuk limas.
hal inilah yang membuat ketertarikan ku dibidang jurnalistik sejak setahun ku tekuni di lembaga pers mahasiswa media sriwijaya bertahan, penulis ber inisiatif membangkitakan jiwa pemuda lainya tidak hanya sebagai sebagai aktivis pers mahasiswa yang berbeda dengan aktivis mahasiswa biasa karena jika sebagai aktivis mahasiswa melakukan perubahan dengan berbagai aksi protesnya, maka aktivis pers mahasiswa melakukan perubahan lewat tulisannya, dari apa yang diangkatnya. Sudah barang tentu tulisan yang dihasilkan harus memberikan kritik solutif, dengan rentetan solusi, jadi tak sebatas hujatan semata.
dalam retropeksi, saya bersyukur bisa mendokumentasikanya didalam untaian kata yang bernilai sejarah, setidaknya inilah salah usaha anak daerah dalam menghidupkan kembali nilai-nilai sejarah yang kini kian memudar di mata anak bangsa!,
maka dari itu izinkan saya mengucapkan terima kasih kepada sejumlah nama yang mendorong dan membantu saya menulis artikel ini, yang memancing saya untuk berfikir tentang kepenulisan public space (ruang publik) dikotaku, terutama ONOF Indonesia sesuai taglinenya Ideas Meet Oppurtunities, serta beberapa kerabat dekat saya rahman arief, serta kusuma dyah tantri yang setia menemani saya ,juga tiada hentinya memotivasi,untuk mengali nilai-nilai sejarah yang terdapat pada tempat yang kami singgahi,