Sumber Daya Perairan Sumsel

Sumber Daya Perairan Sumsel

Sumber daya perairan Sumsel memiliki potensi yang cukup besar dan merupakan modal pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan.

Quas molestias excepturi
Pengembangan SDA Sungai Musi Di Benteng Kuto Besak Kota Palembang

Pengembangan SDA Sungai Musi Di Benteng Kuto Besak Kota Palembang

Sungai Musi merupakan salah satu sungai terpanjang di Pulau Sumatera dengan kedalaman yang dapat dilalui kapal-kapal besar.

Impedit quo minus id
Sumsel Lumbung Pangan

Sumsel Lumbung Pangan

Sumatera Selatan sebagai salah satu Provinsi Lumbung Pangan, tidak terlepas dari tersedianya potensi sumber daya lahan yang cukup variatif

Voluptates repudiandae kon
Sekilas Tari Gending Sriwijaya dan Tari Tanggai

Sekilas Tari Gending Sriwijaya dan Tari Tanggai

Sumatera Selatan sebagai salah satu Provinsi Lumbung Pangan, tidak terlepas dari tersedianya potensi sumber daya lahan yang cukup variatif

Voluptates repudiandae kon

Pengembangan SDA Sungai Musi di Benteng Kuto Besak Kota Palembang


danuprinanto | 11.36 |

Sungai Musi merupakan salah satu sungai terpanjang di Pulau Sumatera dengan kedalaman yang dapat dilalui kapal-kapal besar. Sungai ini akan menjadi pusat kegiatan wisata air meliputi wilayah Palau Kerto--Pasar, Sekanak--Benteng Kuto Besak--Pasar 16 ilir sampai dengan Pulau Kemaro.

Pada bagian seberang ulu wilayah akan dijadikan sebagai zona water front yang meliputi Kampung Kapiten--Pasar 10 Ulu sampai dengan Bagus Kuning.

Untuk mendukung kegiatan tersebut pembangunan perkuatan tebing DAS Musi melalui konsep turap menjadi prioritas.

Pembangunan turap yang direncanakan berfungsi sebagai dinding untuk menahan kelongsoran tebing sungai terhadap gerusan air, sekaligus berfungsi sebagai pelataran terbuka untuk ruang kegiatan publik.

Dinding turap memikul tekanan lateral tanah aktif dan air, sedangkan tiang turap berfungsi memikul gaya aksial dan lateral yang bekerja pada dinding turap. Kemudian lantai penutup berfungsi sebagai beban aksial (counter weight).

Selain itu kegiatan konservasi sumber daya air dipusatkan pada daerah aliran sungai (DAS) kritis yang terdapat di Provinsi Sumatera Selatan yaitu DAS Musi (sebagian DAS-nya terletak di Provinsi Bengkulu). Mengakibatkan kurangnya kemampuan DAS untuk menyimpan air di musim kemarau sehingga besaran serta frekuensi banjir semakin meningkat, begitu juga sedimentasi serta pendangkalan waduk dan sungai.




sumber : http://www.antaranews.com/berita/301815/pemanfaatan-potensi-rawa-tugas-bbws-sumatera-viii

Sumber daya perairan Sumsel


danuprinanto | 11.36 |


Sumber daya perairan Sumsel memiliki potensi yang cukup besar dan merupakan modal pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan. Potensi tersebut memiliki nilai ekonomis yang juga cukup tinggi bagi masyarakat. Ketersediaan sumber daya tersebut merupakan salah satu penentu keberhasilan pencapaian sasaran.
Potensi perairan yang dimiliki oleh Sumsel adalah potensi perairan umum, perairan payau dan perairan laut. Banyaknya pemanfaatan potensi perairan juga membutuhkan pengawasan dan pengelolaan yang bertanggung jawab untuk ketersediaan sumber daya di masa mendatang. Adanya kepentingan ekonomi yang bersilangan tentu merupakan masalah tersendiri dalam pelaksanaan pengawasan. Selain itu, dibutuhkan juga perangkat hukum dan perundang-undangan yang memberikan ketegasan penegakan hukum bagi masyarakat yang melakukan pelanggaran. Penegakan hukum di perairan tentunya membutuhkan kerja sama dan koordinasi dari aparat-aparat hukum yang bertanggung jawab dan berwenang terhadap pengawasan perairan.
Dalam pelaksanaan pengawasan dan pengelolaan sumber daya perairan Sumsel, maka Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumsel melakukan program dan kegiatan yang mendukung hal tersebut. Pengawasan dan pengelolaan perairan Sumsel yang begitu luas dan dialiri banyak sungai tentunya membutuhkan sarana, prasarana, komitmen dan peran serta aktif seluruh stakeholder kelautan dan perikanan. Hambatan dana dan ketersediaan sumber daya tetap mencuat dalam pelaksanaan program dan kegiatan pada tahun 2009, namun hambatan tersebut lambat laun akan diminimalisir dan diatasi.

1. SOSIALISASI TENTANG PEMANFAATAN POTENSI PERAIRAN YANG BERTANGGUNG JAWAB
Sosialisasi tentang pemanfaatan potensi sumber daya perairan dimaksudkan agar pelaku usaha bisa menghasilkan produk kelautan dan perikanan dengan proses yang efektif dan efisien dengan tetap berpegang pada landasan hukum yang berlaku. Salah satu contoh sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumsel pada tahun 2009 adalah sosialisasi tentang pemasangan bagan tancap beserta teknik-teknik pemanfaatannya. Sosialisasi tentang bagan tancap tersebut diharapkan juga agar mampu menertibkan tata kelola bangunan bagan tancap di laut.

2. PENINGKATAN KUANTITAS DAN KUALITAS SARANA DAN PRASARANA PENGAWASAN
Sarana dan prasarana memegang peranan penting dalam mendukung proses pengawasan dan pengelolaan perairan Sumsel. Luasnya perairan tentunya akan dipermudah dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai. Selain itu, sarana dan prasarana juga berperan sebagai penyampai informasi dan penegasan perundang-undangan kepada pelaku usaha dan masyarakat.
Pada tahun 2009, beberapa sarana dan prasarana pengawasan di Sumsel ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya. Hal tersebut bertujuan agar operasional sarana dan prasarana dapat lebih optimal dan berdaya guna, membantu pelaku usaha perikanan untuk lebih memahami kondisi derah yang dimanfaatkan potensinya, serta mempermudah masyarakat untuk berperan aktif dalam pengawasan lingkungan perairan. Sarana prasarana pengawasan yang ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan dan pemasangan 20 buah papan larangan di Kabupaten Muba, Banyuasin, Mura dan Ogan Ilir
2. 500 lembar poster untuk Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokwasmas)
3. Perawatan speedboat pengawas
4. Perawatan alat komunikasi pengawas.

3. PENINGKATAN PERAN AKTIF MASYARAKAT DALAM PENGAWASAN PERAIRAN
Peran aktif masyarakat dalam pengawasan dan pengelolaan sumber daya perairan Sumsel sangat dibutuhkan, karena masyarakat mempunyai pengetahuan tentang perairan sekitar tempat mereka tinggal dan melakukan aktifitas usaha. Selain itu, masyarakat juga memiliki aturan dan cara budaya tertentu yang lebih dihargai dan dihormati oleh masyarakat. Hal tersebut membantu masyarakat lebih memahami arti penting perairan bagi aktifitas dan kehidupan mereka.
Sistem Pengawasan Berbasis Masyarakat (Siswasmas) di Sumsel terus mencoba untuk meningkatkan peran aktif masyarakat melalui pembentukan pokmaswas. Masyarakat diberikan pengetahua tentang pentingnya melestarikan sumber daya perairan. Pokmaswas sendiri terus diupayakan pembinaannya oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Sumsel, sehingga operasional dan penyebaran informasinya dapat dilaksanakan terus menerus. Administratis dan operasional pokmaswas setiap tahunnya selalu dibantu melalui bantuan stimulan.


4. OPERASIONAL PENGAWASAN DAN PENEGAKAN HUKUM
Operasional pengawasan yang dilaksanakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumsel pada tahun 2009 bertujuan untuk penegakan hukum dan kedisiplinan masyarakat terhadap pemanfaatan sumber daya perairan. Penegakan hukum dan kedisiplinan termasuk di dalamnya adalah pemberian sanksi dan efek jera kepada pelanggar dengan tetap berpedoman pada hukum dan perudang-undangan yang berlaku. Koordinasi dengan aparat hukum yang lain (TNI AL dan Polairud) sangat dibutuhkan mengingat terbatasnya anggaran, sarana prasarana dan sumber daya manusia dalam operasional pengawasan.
Operasional pengawasan pada tahun 2009 dilaksanakan beberapa perairan umum dan Sungai Musi Kota Palembang dan Kabupaten Muba, serta Sungai Rawas Kabupaten Mura. Selain itu dilaksanakan juga operasional pengawasan kawasan lebak lebung di Kabupaten Ogan Ilir. Diharapkan di masa mendatang lebih banyak perairan dapat dilaksanakan operasional pengawasan.
Sasaran yang ingin dicapai dalam operasional pengawasan adalah berkurangnya tingkat pelanggaran hukum pemanfaatan perairan Sumsel. Berkurangnya tingkat pelanggaran hukum tentunya akan memberikan dampak positif terhadap ketersediaan sumber daya ikan di perairan. Selain itu, dengan sasaran lain yang bisa dicapai adalah tetap tersedianya ikan-ikan khas Sumsel dan terjaganya persaingan usaha.






sumber : http://www.javas-ps.com/dkp/index.php?pilih=hal&id=37

Sumsel Lumbung Pangan


danuprinanto | 11.28 |

Sumatera Selatan sebagai salah satu Provinsi Lumbung Pangan, tidak terlepas dari tersedianya potensi sumber daya lahan yang cukup variatif, mulai dari lahan sawah irigasi, tadah hujan, rawa pasang surut, lebak dan lahan kering. Selain juga memiliki komoditas unggulan lain seperti jagung, kacang tanah, ubu kayu, ubi jalar, komoditas sayuran dan buah - buahan.

Dari total produksi padi Sumatera Selatan tahun 2005 sebesar 2.320.110 ton gabah kering giling (GKG)1.466.310 ton, kontribusi terbesar diperoleh dari lahan sawah yaitu 2.148.182 ton GKG (92,6%). Dengan jumlah penduduk 6.755.900 jiwa dan konsumsi beras per kapita/tahun sebesar 124 kg, serta kebutuhan lainnya, maka pada tahun 2005 Sumatera Selatan surplus beras sebanyak 484.088 ton.

Dengan optimalisasi pemanfaatan potensi sumber daya lahan yang tersedia secara keseluruhan melalui upaya peningkatan pelayanan jaringan irigasi dan rawa, penggunaan agroinput, peningkatan kemampuan petani mengakses modal perbankan dan pengembangan penggunaan alat mesin pertanian, maka kedepan Sumatera Selatan mampu meningkatkan produksi padi hingga 5 juta ton GKG atau setara beras 3 juta ton. Hal ini sangat tergantung kepada modal petani, investasi serta perbaikan infrastruktur jaringan irigasi dan drainase. Kesemuanya itu memerlukan dukungan dana yang cukup besar mencapai Rp. 3,3 Trilyun. Pertambahan produksi ini akan membuka kesempatan berusaha baru dan menambah pendapatan petani. Kegiatan ini sejalan dengan tujuan pemerintah untuk meningkatkan pendapatan, memperluas lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan

Diharapkan melalui program akselarasi pembangunan pertanian dengan Program Sumatera Selatan Lumbung Pangan akan dapat mengatasi masalah kemiskinan, pengangguran dan peningkatan pendapatan masyarakat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumatera Selatan.

Potensi Pengembangan Lahan Sawah

Luas lahan sawah yang perlu dikembangkan dan dipertahankan di Sumatera Selatan untuk mendukung Program Sumatera Selatan Lumbung Pangan seluas 752.150 Ha. Lahan seluas 238.974 Ha merupakan lahan yang sementara ini tidak diusahakan dan berpotensi untuk dikembangkan menjadi sawah baru. Sedangkan pada lahan yang baru satu kali tanam (IP 100) seluas 399.521 Ha, yang dapat dikembangkan menjadi dua kali tanam (IP 200) seluas 155.322 ha dengan dukungan kegiatan :
1. Rehabilitasi Sarana Irigasi/Drainase;
2. Irigasi/Drainase;
3. Tata Air Mikro (TAM);
4. Pengembangan Alsintan (Handtraktor, pompa air);
5. Penggunaan Benih Unggul;
6. Pemupukan;
7. Penyuluhan dan Pendampingan.



sumber : http://www.sumselprov.go.id/index.php?module=content&id=9

Sekilas Tari Gending Sriwijaya & Tari Tanggai


danuprinanto | 11.25 |

Gending Sriwijaya merupakan tari spesifik masyarakat Sumatera Selatan untuk menyambut tamu istimewa yang bekunjung ke daerah ini, seperti kepala negara, kepala-kepala pemerintahan negara sahabat, duta-duta besar atau yang setara itu. Tari tradisional ini berasal dari masa kerajaan Sriwijaya. Tarian yang khas ini mencerminkan sikap tuan rumah yang ramah, gembira dan bahagia, tulus dan terbuka terhadap tamu yang istimewa itu. Tarian digelarkan 9 penari muda dan cantik-cantik yang berbusana Adat Aesan Gede, Selendang Mantri, paksangkong, Dodot dan Tanggai.

Mereka merupakan penari inti yang dikawal dua penari lainnya membawa payung dan tombak. Sedang di belakang sekali adalah penyanyi Gending Sriwijaya. Namun saat ini peran penyanyi dan musik pengiring ini sudah lebih banyak digantikan tape recorder.
Dalam bentuk aslinya musik pengiring ini terdiri dari gamelan dan gong. Sedang peran pengawal terkadang ditiadakan, terutama apabila tarian itu dipertunjukkan dalam gedung atau panggung tertutup. Penari paling depan membawa tepak sebagai Sekapur Sirih untuk dipersembahkan kepada tamu istimewa yang datang, diiringi dua penari yang membawa pridon terbuat dari kuningan. Persembahan Sekapur Sirih ini menurut aslinya dilakukan oleh putri saja. Sultan atau bangsawan.



sumber : http://palembangbari.blogdetik.com/2009/04/06/sekilas-tari-gending-sriwijaya-tari-tanggai/